Lingkar Tireman Diusulkan Jadi Jalan Nasional, Ini Pertimbangannya

Rembang – Jalan lingkar alternatif Kabupaten Rembang diusulkan naik kelas menjadi jalan nasional. Tepatnya Jalan Pertigaan Soklin-Tireman-Ngotet, Perempatan Galonan-Mondoteko-Waru hingga Pertigaan Pentungan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Rembang Sugiarto mengungkapkan, pertimbangan usulan itu untuk mengantisipasi keberadaan Block Cepu dan Semen Gresik. Jadi, ruas jalan tersebut dinilai lebih tepat kalau diserahkan jalan nasional. Pertama lebih baik dari penanganan, karena dana lebih banyak dari APBN.

Berikutnya akan menampung lebih banyak kendaraan berat. Ketiga akan meringankan beban daerah dalam hal pembiayaan. Kalau memungkinkan otomatis jalan akan dilebarkan, kalapun tidak ditingkatkan.

”Jalan lingkar ini baru kami serahkan sebulan yang lalu. Saat itu kami rapat di Bina Marga Provinsi difasilitasi Bappeda Provinsi Jateng,” katanya.

Namun pengajuan kelas jalan belum serta merta diterima. Karena pemerintah pusat bisa menerima kalau masuk krirteria. Salah satunya lebar jalan harus memenuhi syarat. Untuk jalan nasional, idealnya kalau dua jalur 14 meter. Kalaupun 12 meter masih memungkinkan. Kemudian, lalu lalu lintas harian rata-rata cukup padat.

Hanya terkait opsi ini DPU kabupaten Rembang belum melakukan pengecekan.”Kalau tidak masuk opsi pengajuan akan ditolak. Makanya akan kita lakukan pengecekan di lapangan. Tentu ini akan dilakukan survei,” terangnnya.

Disinggung soal pembangunan jalan lingkar Rembang dari Kaliori sampai Lasem akan tetap berjalan. Karena wilayah Jawa Tengah bagian timur tinggal Kabupaten Rembang. Tetapi ke depan tidak melalui jalan yang sudah ada saat ini.

Kalau menggunakan jalan sebelumnya kendalanya banyak. Pertama melebarkan kesulitan dan kedua biasanya masyarakat cenderung minta ganti rugi tinggi. Sehingga ini bakal merepotkan.

”Koordinasi dengan Bina Marga membuat jalan baru. Kira-kira lewatnya Kaliori-Rembang Kota hingga Lasem,” paparnya.

Memang usulanya langsung melintas tiga kecamatan. Pertimbanganya kalau hanya Rembang, ke depan craudit-nya di Masjid Lasem sampai terminal. Sehingga ini tidak menyelesaikan persoalan.

Sehingga, usulan itu sampai lingkar Lasem. Gambarannya di daerah Kiringan, Lasem turun kebawah sampai Tambak Gedungmulyo dan Tasiksono, Lasem. Tentu dari sisi pembangunannya pasti bertahap.

”Detail Engineering Design (DED) sudah jadi. Jadi tinggal Amdal dan studi Larap pembebasan lahan,” katanya.

Mengenai usulan  dibuat fly over agar jalan Pantura Remban tidak terganggu, juga tak disetujui. Setelah diusulkan, rencananya dibuat perempatan sepidang. ”Dibangunnya jalan, otomatis truk dan bus lewat jalan lingkar. Pastinya jalan pantura menjadi lengang. Perkotaan juga tumbuh,” tutupnya.

(ks/noe/lid/top/JPR)

Tinggalkan Balasan